MADIUN – Sebuah rumah milik seorang janda renta di Madiun, Jawa Timur, ambyar diterpa angin kencang pada Rabu (28/12). Meski hujan tidak lebat dengan kombinasi angin kencang.
Rumah itu hancur, lantaran berdinding anyaman bambu dengan penyangga kayu bambu bahkan dalam kondisi reot.
Rumah yang roboh itu merupakan satu-satunya ‘kekayaan’ milik Mbah Sireng (75 tahun), warga Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu. Rumah janda miskin itu berdiri diantara bangunan rumah modern, tetangga kanan kirinya.
Sebelum akhirnya rumah itu ambyar dan merata dengan tanah, cuaca di sekitar kejadian tengah berlangsung hujan intensitas ringan.
“Sebenarnya curah hujan tidak deras. Juga tidak terjadi angin ribut. Tapi karena rumah Mbah Sireng memang sudah reot dan miring, maka tetap roboh,” tutur Priyadi, warga setempat.
Beruntung, saat kejadian Mbah Sireng tidak berada di dalam rumah. Dia tengah berada di rumah tetangganya, untuk keperluan pribadi.
Aparat yang terkait penanganan kebencanaan setempat, Tagana, Dinas Sosial, Babinsa, Babinkamtibmas, perangkat desa dan warga sekitar langsung turun tangan melakukan kerja bakti.
Mereka bekerja menyingkirkan dan merapikan material rumah yang berserakan, yang umumnya sudah tidak layak dipergunakan kembali.
Lantaran tidak mungkin pekerja membangun kembali rumah menggunakan material bekas tersebut, untuk sementara Mbah Sireng terpaksa tinggal di rumah tetangganya.
Petugas Dinas Sosial Kabupaten Madiun memberikan beberapa bantuan kepada korban. Itu dilakukan untuk membantu korban, selama petugas berupaya memperbaiki rumahnya.
“Ya, tadi kami menyerahkan beras, selimut, sarung, daster dan matras. Juga kasur dan satu paket family kid,” tutur Hariadi, petugas Tagana.
Saat ini pemerintah daerah setempat tengah memikirkan rencana membangun rumah korban, yang lebih permanen agar layak ditinggali. (rn/fin)