JAKARTA – China baru-baru ini dilaporkan telah membuat sebuah pangkalan militer baru di Asia Tenggara. Ini bukan terkait pangkalan militer yang berdiri di Kepulauan Sparty, Laut China Selatan (LCS).
Pangkalan militer baru terletak persis di negara tetangga RI, Kamboja. Beberapa foto satelit memperlihatkan bagaimana kondisi pangkalan yang diketahui berada di Provinsi Sihanoukville di Teluk Thailand itu.
Dalam laporan Radio Free Asia dikutip Rabu (1/3/2023), gambar satelit baru-baru ini yang diambil dari daerah pesisir di sekitar wilayah itu. Ditunjukkan bagaimana perkembangan signifikan telah terjadi dalam pembangunan pangkalan militer Angkatan Laut Ream.
Ini dibandingkan dengan gambar Google Earth dari 1 Juli 2022, ketika proyek pengembangan baru saja dimulai. Pangkalan angkatan laut sekarang memiliki dua dermaga baru.
“Sejumlah struktur baru telah dibangun di tengah pangkalan, salah satunya menyerupai pabrik semen untuk menyediakan keseluruhan proyek,” menurut Rekan Senior Program Pertahanan di Pusat Keamanan Amerika Baru, Tom Shugart.
Meski begitu, dua dermaga baru tampaknya bersifat sementara. Itu diyakini untuk mengangkut bahan dan peralatan konstruksi dan bukan dermaga angkatan laut untuk kapal perang.
“Hanya dalam enam bulan, dua area besar telah dibuka untuk pembangunan fasilitas di tengah dan tenggara, yang terakhir seluas sekitar 66 hektar. Area yang dibersihkan di tengah sekitar 28 hektar, atau lebih dari 15% dari total luas lahan Ream,” menurut Inisiatif Transparansi Maritim Asia di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS).
Sebenarnya, Wall Street Journal pernah melaporkan pada 2019 bahwa Kamboja dan Beijing telah menandatangani kesepakatan rahasia. Perjanjian dilaporkan untuk mengizinkan militer China menggunakan sebagian dari pangkalan militer.
Kamboja sebenarnya telah berulang kali membantahnya. Negara itu mengatakan bahwa akses militer eksklusif pada negara asing akan bertentangan dengan konstitusi negara.
Namun, pada Juni tahun lalu, kedua negara memulai proyek untuk mengembangkan Pangkalan Angkatan Laut Ream, di Sihanoukville. Ini menggunakan dana China.
Sementara itu, berdirinya pangkalan udara tersebut menuai kekhawatiran dari beberapa pihak. Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) memaparkan kepada bahwa pangkalan ini memungkinkan Beijing memperluas patroli melintasi LCS menuju Selat Taiwan dan sekitarnya.
Selain itu, analis juga mempertanyakan hubungan antara pangkalan angkatan laut dan Bandara Internasional Dara Sakor. Bandara ini terletak 60 kilometer jauhnya dari pangkalan Ream dan diperkirakan akan segera memulai operasi komersial.
Bandara ini dibangun oleh perusahaan China, Union Group, dengan dana dari Beijing dan merupakan rumah bagi landasan pacu terpanjang di Kamboja. Para pejabat AS dilaporkan mengemukakan kekhawatiran bahwa bandara tersebut berpotensi digunakan oleh Angkatan Udara China.*
Sumber: CNN Indonesia