MIAMI – Seorang mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Bolivia mengaku bersalah atas dakwaan menjadi mata-mata Kuba selama empat dekade. Mantan Dubes AS yang ditangkap sejak tahun lalu dan diadili di Miami ini mengubah pendiriannya yang sebelumnya bersikeras menyatakan dirinya tidak bersalah.
Seperti dilansir AFP, Jumat (1/3/2024), Victor Manuel Rocha (73) ditangkap sejak Desember tahun lalu, dalam apa yang disebut oleh para pejabat Washington sebagai “salah satu penyusupan dengan jangkauan tertinggi dan paling lama terhadap pemerintah Amerika Serikat yang dilakukan oleh agen asing.
Dua pekan lalu, Rocha mengaku tidak bersalah atas dakwaan berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah asing. Namun pada Kamis (29/2) waktu setempat, dia mengatakan kepada hakim Beth Bloom dalam konferensi pra-sidang bahwa dirinya ingin mengubah pembelaannya.
Tanggal 12 April ditetapkan oleh pengadilan Miami bagi Rocha untuk secara resmi mengakui bersalah atas dakwaan yang dijeratkan dan dijatuhi hukuman.
Rocha yang merupakan warga negara AS yang dinaturalisasi dari Kolombia, menurut otoritas berwenang AS, diduga mulai membantu Havana sebagai agen rahasia Direktorat Jenderal Intelijen Kuba (DGI) tahun 1981 silam, dan aktivitas spionasenya berlanjut hingga dia ditangkap.
Jaksa Agung AS Merrick Garland, saat mengumumkan penangkapan Rocha tahun lalu, mengungkapkan bahwa mantan Dubes AS itu “berulang kali menyebut Amerika Serikat sebagai musuh” dan “berulang kali membanggakan soal betapa penting upaya yang dilakukannya”.
Rocha bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS sejak tahun 1981 dan kariernya melejit sebagai diplomat karier, yang sempat menjabat di pos-pos diplomatik AS di Havana, Buenos Aires, Mexico City, Republik Dominika dan Washington.
Dia bertugas di Dewan Keamanan Nasional pada tahun 1994-1995 pada era pemerintahan Presiden AS Bill Clinton, dan menjabat Duta Besar AS untuk Bolovia periode tahun 2000-2002 di bawah pemerintahan Clinton dan George W Bush. Dia juga sempat menjadi penasihat komando militer AS yang bertanggung jawab atas Kuba.
Aduan pidana terhadap Rocha membeberkan bagaimana, dalam sejumlah pertemuan dengan agen FBI yang menyamar mulai November 2022, dia “berperilaku seperti agen Kuba” dengan memuji mendiang Fidel Castro dan “menggunakan istilah ‘kami’ untuk menggambarkan dirinya dan Kuba”.
Dia juga mengakui melakukan perjalanan ke Havana tahun 2016 atau 2017 untuk bertemu agen DGI yang menjadi penghubungnya dan meminta agen FBI yang menyamar itu untuk “menyampaikan salah hangat saya kepada Direccion”.
Selain Rocha, sejumlah warga AS lainnya juga ditangkap karena membocorkan rahasia kepada Kuba, antara lain Walter Kendall Myers dan Gwendolyn Myers yang didakwa tahun 2009 atas tuduhan menjadi mata-mata Kuba selama hampir 30 tahun. []
Sumber: detik