RILIS.NET, NAGAN RAYA – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh Nagan Raya menggelar pendidikan politik (Dikpol) yang kelima di Gampong Cot Mee, Kecamatan Tadu Raya, Nagan Raya pada Rabu (12/7/2023), malam.
Pertemuan yang dikemas dalam bentuk Dikpol ini disusun dalam rangkaian pengenalan bakal calon anggota legislative (Bacaleg), dalam setiap Daerah Pemilihan. Setiap bacaleg akan diperkenalkan oleh pengurus partai dan diberikan waktu untuk menyampaikan visi dan misi pencalonan.
Setiap pertemuan Dikpol juga diisi dengan penyampaian materi Analisis Sosial dan Politik (Ansospol) terkini oleh Fajran Zain.
Dalam Dikpol Partai Aceh DPW Nagan Raya yang kelima ini Fajran mengulas dinamika perpanjangan masa jabatan Pj Gubernur Aceh, yang pada faktanya telah disuarakan secara bulat oleh seluruh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) hanya untuk satu nama, dan bukan incumbent, tetapi usulan tersebut ditolak oleh pihak Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri).
Ironisnya terang Fajran Zain, pihak Kemendagri malah memilih nama yang sama sekali tidak diusung oleh pihak DPRA. Sungguh ini sebuah tamparan bagi pihak legislative. Namun menurutnya hal ini lumrah dalam politik.
“Dalam politik tidak ada belas kasihan, tidak ada memohon pengertian, tetapi yang ada adalah lobi dan negosiasi posisi dan mempersamakan kepentingan. Maka yang dibutuhkan adalah pelobi yang mampu membangun narasi politik dan memahami fatsun politik serta mampu memetakan siapa lawan bicara yang saling berkepentingan,” Ungkap Fajran Zain dalam pertemuan itu.
Menurut Fajran, bagi Aceh hal ini tidak hanya soal tamparan politik tetapi lebih jauh menjadi bukti betapa nilai tawar (bargaining position) Aceh di mata nasional sudah jauh merosot. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua politisi Aceh.
“Ini adalah bukti bahwa satu persatu kekhususan Aceh mulai dilecehkan,” Tegas Fajran, dihadapan tiga ratusan peserta yang hadir.
Karena itu menurut Fajran, Aceh harus merebut kembali otoritas kontrol kebijakan, salah satunya dengan menggunakan momentum rotasi periodic pergantian kepemimpinan di tahun 2024 nanti.
“Cara yang paling halus adalah dengan melobikan kepentingan, karena itu kita butuh politisi yang handal. Satu level diatas itu adalah dengan merebut dan mengambil alih tampuk kepemimpinan. Maka oleh karena itu, kepentingan Aceh harus menang dalam kontestasi 2024 ini,” Pungkas Fajran.
Sementara itu, Ketua DPW PA Nagan Raya Samsuardi alias Juragan menuturkan, kegiatan Dikpol ini sudah menjadi agenda rutin Partai Aceh, yang ditujukan tidak hanya untuk membahani para calon anggota legislative dari Partai Aceh, tetapi utamanya adalah untuk menyampaikan informasi tentang perkembangan sosial dan politik kepada masyarakat umum.
“Tidak hanya sebatas mengupdate informasi tetapi juga membahani para audiens, dengan hasil kajian-kajian regulasi yang selama ini dihadapi oleh partai dalam mengadvokasi kepentingan Aceh ke tingkat nasional,” terang Juragan.
DPW PA Nagan Raya sebelumya juga telah mengadakan Pendidikan Politik sebanyak empat kali yang berlokasi diantaranya, di Alue Bata (Tadu Raya, 27-5-23), Kabu (Tripa Makmur, 31-5-23) dan Babah Rot (Tadu Raya, 3-6-23) dan terakhir di Krueng Seumayan (Darul Makmur, 6-6-23).
Menurut Juragan, secara khusus pertemuan itu digelar dengan tujuan untuk melakukan pengayaan wawasan politik (enrichment session), yang dilakukan secara berkala dari gampong ke gampong, sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan-pertimbangan khusus.
“Pertemuan di Tadu ini adalah pertemuan kelima, yang kami lakukan di rumah salah satu Caleg kami bernama Zulkifli alias Toke Teh. Kami ingin mendorong agar semua yang hadir bisa memberikan suara untuk mendukung pencalonan Toke Teh. Pertemuan selanjutnya akan kami lakukan di Darul Makmur, dalam Minggu ini, dan di Blang Murong dalam Minggu depan,” sebut Ketua DPW PA Nagan Raya Samsuardi alias Juragan. (rn/rz)
Editor: Redha



