RILIS.NET, ACEH TIMUR – Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Timur memanggil pihak perusahaan PT Medco E&P Malaka untuk dimintai klarifikasi terkait dengan peristiwa keracunan puluhan warga di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur yang terjadi sejak Minggu, (25/9/2023).
Selain Ketua DPRK Aceh Timur Fattah Fikri, turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRK Tarmizi, serta Ketua Komisi A Azhari beserta sejumlah anggota lainnya.
Sedangkan perwakilan dari pihak Medco dihadiri oleh Field Relation and Security Manager PT Medco E&P Malaka Hendarsyah, beserta salah seorang yang dipercaya sebagai tim teknisi Medco yakni, Masrianto.
Rapat yang berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB itu berlangsung alot, sejumlah penyebab terjadinya bau busuk itu juga dipertanyakan ke pihak PT Medco E&P Malaka.
Dalam klarifikasinya didepan pihak DPRK, Field Relation and Security Manager PT Medco E&P Malaka Hendarsyah mengaku pihaknya tidak terdeteksi bau, bahkan Medco juga tidak mengetahui sumber bau tersebut, karena menurutnya saat kejadian itu pabrik dalam keadaan mati.
“Sumur mati pabrik mati ternyata ada bau, kita cek dengan alat itu nol, kalau memang gas beracun itu pasti terdeteksi dengan detektor, kalau ada gas beracun pasti ia berbunyi,” kata Hendarsyah seperti dikutip RILIS.NET pada Selasa (26/9/2023).
Menurut Hendarsyah, pihak PT Medco sebelumnya juga telah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar sumur tambang, kalau mereka tidak melakukan aktivitas.
“Dalam sosialisasi masyarakat tidak berkebun atau tidak melakukan apapun di sekitar lokasi. Dan mereka akan diberikan kompensasi,” tambah Hendarsyah.
Pernyataan Hendarsyah ini sontak dikritik oleh sejumlah anggota DPRK, Ketua Komisi l Azhari misalnya, ia meminta safety jangan hanya diutamakan untuk para karyawan Medco saja, sedangkan keselamatan warga di sekitar lingkar tambang diabaikan.
“Jangan berbicara kompensasi, karena nyawa warga yang sangat penting untuk diselamatkan. Berbicara safety selama ini pihak perusahaan hanya mengutamakan untuk karyawannya saja, tetapi mengabaikan untuk masyarakat sekitar,” kritik Azhari.
Hal senada juga turut disampaikan oleh Anggota DPRK lainnya Yahya Ys, menurutnya, keracunan warga bukan yang pertama dialami di kawasan lingkar tambang PT Medco, bahkan ini terjadi yang ketiga kalinya sejak perusahaan itu melakukan eksplorasi di Aceh Timur.
“Bagi mereka seakan nyawa masyarakat tidak ada harga, ini bukan kali pertama terjadi, saat ini yang terpenting adalah nyawa masyarakat, kalau memang Medco ini dianggap sampah silahkan angkat kaki dari Aceh Timur. Terus terang saya sedih melihat warga yang muntah-muntah, bahkan ada yang keluar darah saat saya saksikan di rumah sakit,” pungkas Yahya Boh Kayee.
Lain halnya dengan Suyanto, anggota DPRK dari Komisi l ini punya usul agar DPRK dapat membentuk Pansus, untuk menjawab persoalan yang sedang dialami warga.
“Karena kejadian ini telah terulang dan jatuhnya banyak korban, saya sarankan pak ketua agar DPRK dapat membuat Pansus,” pinta Suyanto, dihadapan para peserta rapat mendengar klarifikasi dari Medco.
Sementara itu, Ketua DPRK Aceh Timur Fattah Fikri turut berharap agar Medco untuk kedepan dapat menggunakan alat untuk mengamankan masyarakat yang ada diseputaran lingkar tambang.
Selain itu, sambung Fattah, pihak Medco sendiri untuk lebih bisa mencari solusi ditempat lain, yang juga melakukan eksplorasi seperti Medco, sehingga dapat dibawa ke Aceh Timur.
“Kita berharap kepada pihak Medco untuk bisa memberi kenyamanan kepada masyarakat, jangan membuat mereka resah,” harap Fattah Fikri.
Menurutnya, dalam hal ini masyarakat yang di rumah sakit juga bertanya apakah mereka sudah aman, karenanya dia meminta agar pihak Medco lebih mengutamakan keselamatan masyarakat.
“Kita berharap dibuatlah safety untuk masyarakat, dan jangan ada lagi keresahan kepada masyarakat,” harapnya.
Sebelumnya, PT Medco E&P Malaka mengaku pihaknya sedang melakukan perawatan sumur gas, di lapangan gas Alue Siwah, Aceh Timur.
Hal itu disampaikan oleh VP Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi, dalam keterangannya yang turut disampaikan kepada RILIS.NET pada Senin, 25 September 2023, pagi.
“Perusahaan tengah melakukan kegiatan perawatan fasilitas sumur di lapangan Gas Alur Siwah dalam upaya menjaga keandalan operasi,” sebut Arif Rinaldi.
Pihak PT Medco Mengaku juga telah menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan kebauan di sekitar area operasi di Panton Rayeuk T, Banda Alam, Aceh Timur, yang menyebabkan beberapa warga dirawat di pusat pelayanan kesehatan setempat.
Perusahaan bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memastikan warga mendapatkan perawatan dan penanganan medis secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud.
Menurutnya, Perusahaan juga telah menurunkan tim Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan ke lokasi kejadian, dan memberikan penanganan kesehatan kepada warga.
“Perusahaan bersama instansi terkait akan segera melakukan indentifikasi penyebab kebauan,” sebutnya.
“Perusahaan akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan secara maksimal dan berharap dukungan dari semua pihak agar dapat tertangani,” ujar Arif Rinaldi.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga dari Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit akibat tercium bau busuk menyengat yang diduga berasal dari aktivitas eksplorasi PT Medco.
Warga yang terpapar bau gas terdiri dari laki-laki, perempuan dan juga anak-anak yang masih dibawah umur. Mereka rata-rata mengalami pusing, mual dan muntah-muntah hingga lemas akibat tercium bau busuk, dan tercatat tak kurang dari 30 orang yang mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zubir Mahmud, Aceh Timur sejak Minggu (24/9/2023) malam. (rn/red)
Editor: Mahyud