BANDA ACEH – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui Bidang Pengembangan Destinasi menggelar pelatihan Pembuatan Event dan Aktraksi Desa Wisata Aceh Besar di Gampong Nusa, Jumat (25/12).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui Kabid Pengembangan Destinasi Munawir Arifin menyampaikan, tren perjalanan wisata saat ini mengalami perubahan yaitu dari pariwisata massal (mass tourism) ke pariwisata alternatif (alternative tourism) yang berorientasi pada wisata alam atau budaya lokal.
“Potensi ini tentu saja harus bisa kita manfaatkan dengan baik dengan mengoptimalkan desa wisata yang ada di Aceh, melalui wisata petualangan, serta wisata pesona alam dengan suasana pedesaan,”ungkap Munawir.
Menurutnya, desa wisata merupakan bentuk integrasi langsung antara aktrasi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur di kehidupan masyarakat yang menyatu dengan acara dan tradisi yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat.
Munawir menyebutkan, ada beberapa komponen dasar yang wajib tersedia dalam rangka pengembangan desa wisata adalah aktrasi dan akomodasi, serta aspek penunjang lainnya seperti aksesibilitas, amenitas dan akselerasi.
“Dengan dasar-dasar yang saya sebutkan di atas dapat menghasilkan sebuah pemahaman baru terhadap perkembangan desa wisata di Aceh,” ungkap Munawir di depan peserta yang berhadir.
Disbudpar Aceh, sambungnya, sejak beberapa tahun terakhir telah berusaha mendorong terbentuknya desa wisata di Aceh, salah satunya yaitu Gampong Nusa. Diantaranya melalui sosialisasi pelatihan pengembangan SDM desa wisata hingga banchmarking ke desa-desa wisata.
“Apresiasi dan ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada narasumber yang berhadir pada hari ini, sebagai pencerahan dan pembelajaran dalam memajukan pariwisata di Aceh melalui pelatihan membuat event tradisional dan aktrasi di desa wisata kabupaten Aceh Besar,” tutup Munawir. (rn/ril)