JAKARTA – Mata uang kripto Bitcoin dilaporkan sempat anjlok di bawah US$ 21 ribu (Rp 309 juta) per keping pada perdagangan Selasa, (14/6/2022). Hal ini terjadi saat investor ramai-ramai menjual mata uang kripto itu akibat risiko volatilitas yang tinggi. Harga itu setara harga mobil baru Toyota Avanza di Indonesia.
Mengutip data CoinDesk, Cryptocurrency terbesar di dunia itu turun sekitar 7% dan diperdagangkan pada US$ 22.531,22 sekitar pukul 05:13 pagi waktu Pantai Timur Amerika. Ini merupakan salah satu nilai perdagangan terendah mata uang itu sejak 2020.
Selain itu, data dari CoinMarketCap pada Senin kemarin menunjukkan kapitalisasi pasar untuk cryptocurrency tergelincir di bawah US$ 1 triliun. Tak hanya itu, investasi sekitar US$ 200 miliar dalam mata uang kripto juga telah hilang sejak Sabtu.
“Semuanya terbakar sekarang, baik itu ekuitas, baik itu aset crypto atau apa pun,” kata Nirmal Ranga, kepala perdagangan dan analisis teknis di pertukaran crypto ZebPay.
“Apa yang Anda lihat di pasar adalah … ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan. Secara teknis, pasar terlihat oversold dan harus ada dasar yang akan kita capai dalam bitcoin di masa mendatang,” tambahnya dalam sesi “Street Signs Asia” CNBC International.
Gelombang arus penjualan di pasar kripto sendiri dimotori oleh beberapa alasan. Aksi jual terjadi karena investor merotasi aset paling berisiko akibat potensi hambatan ekonomi makro dan kenaikan suku bunga.
Selain itu, Celcius, merupakan salah satu platform pinjaman kripto yang popular, tengah mengalami krisis likuiditas. Celcius menjadi popular karena menawarkan kepada pengguna hasil hingga 18,63% dari simpanan mereka.
Sumber: CNBC Indonesia