JAKARTA – Israel dan kelompok Hamas tengah berada di jalur untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang berkepanjangan dalam dua minggu ke depan. Kabar ini dilaporkan oleh media New York Times.
Media tersebut pada Sabtu (27/1/2024) pekan lalu menyebut perjanjian baru dapat membuat Hamas melepaskan sandera Israel yang tersisa dalam tahanannya, dengan imbalan IDF menghentikan serangannya di Gaza selama sekitar dua bulan.
Mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya dan yang dekat dengan perundingan tersebut, rancangan tertulis yang menggabungkan proposal dari kedua belah pihak telah disusun selama sepuluh hari terakhir, dan akan dibahas pada pembicaraan di Paris pada Minggu.
“Kesepakatan gencatan senjata baru ini akan memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan perjanjian sebelumnya,” kata para pejabat kepada surat kabar tersebut.
Pada tahap pertama, yang akan menghentikan permusuhan selama 30 hari, warga perempuan, orang tua, dan sandera yang terluka akan dibebaskan oleh Hamas. Selama masa ini, kedua belah pihak akan menyetujui tahap kedua, yang akan memperpanjang gencatan senjata selama satu bulan lagi dengan imbalan pembebasan tentara Israel dan warga sipil laki-laki.
Perjanjian tersebut juga akan membuat lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai Gaza. Jumlah warga Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel belum dinegosiasikan, namun sumber menggambarkannya sebagai “masalah yang bisa diselesaikan.”
Sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang disandera selama serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober. Operasi IDF, yang diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan tersebut, sejauh ini telah menewaskan 26.422 warga Palestina dan melukai 65.087 lainnya.
Dan, pada awal pekan ini, Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah genosida di Gaza.
Di sisi lain, Hamas membebaskan sekitar setengah sandera selama gencatan senjata selama seminggu pada November 2023. Menurut pihak berwenang Israel, kelompok tersebut masih menahan 136 orang, sementara sekitar dua lusin tawanan diyakini tewas dalam pertempuran tersebut.
Reuters pada hari Senin (29/1/2024) melansir pernyataan pihak Hamas, pembebasan sandera yang mereka tahan akan memerlukan jaminan diakhirinya serangan Israel di Gaza dan penarikan semua pasukan invasi, menegaskan kembali posisinya setelah Israel mengadakan pertemuan dengan mediator Qatar dan Mesir.
“Keberhasilan pertemuan Paris bergantung pada persetujuan Pendudukan (Israel) untuk mengakhiri agresi komprehensif di Jalur Gaza,” kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters. []
Sumber: CNBC Indonesia