ACEH TENGAH – Seorang Kepala Desa atau disebut Reje Kampung di Kabupaten Aceh Tengah mengaku mendapat tekanan atau ancaman dari oknum yang mengaku dari instansi tertentu.
Oknum tersebut mendesak agar Reje Kampung tersebut ikut kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang dilaksanakan di Jogjakarta. Bimtek tersebut diselenggarakan oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat.
“Kalau kami tak ikut Bimtek, mereka mengancam untuk mempersulit kami dalam pertanggungjawaban dana yang dikelola desa,” kata seorang Reje Kampung yang tak mau dituliskan namanya kepada wartawan AJNN, Kamis, 11 Mei 2023.
Padahal menurut Reje Kempung tersebut, Bimtek yang digelar di luar daerah tidak begitu bermanfaat.
Alangkah baiknya Bimtek dilaksanakan di daerah dengan cara mengundang narasumber berkompeten, jika memang Bimtek itu wajib dilaksanakan.
“Langkah tersebut lebih efektif, hemat waktu dan hemat biaya,” katanya.
Pada hari yang sama Wartawan AJNN bertetmu dengan Idrus, Reje Kampung Paya Tumpi Baru, Kecamatan Kebayakan. Dia mengaku juga akan ikut sebagai peserta Bimtek yang difasilitasi oleh sebuah organisasi bernama Lembaga Manajemen Pemerintah Daerah yang berbasis di Medan, Sumatera Utara.
Kegiatan Bimtek itu sendiri direncanakan berlangsung dari tanggal 15 Mei-19 Mei 2023 di Jogjakarta.
Untuk mengikuti Bimtek tersebut, satu perangkat desa dibebani sebesar Rp15 juta yang diplot dari dana desa. Jika ada desa yang mengikutsertakan dua perangkat, maka menghabiskan Rp30 juta dana desa.
“Kegiatan Bimtek tersebut adalah kerjasama antara Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Kebayakan dengan pihak ketiga, ada aturannya yang mengatur tentang itu,” kata Idrus.
Salah seorang Reje Kampung lainnya, yang dikonfirmasi AJNN mengaku juga mendapat ancaman dari oknum pemerintahah Kecamatan, bahwa dia harus ikut Bimtek.
Bimtek aparatur desa yang dilaksanakan di luar daerah setiap tahun tersebut disebut-sebut merupakan proyek pihak tertentu yang mencari keuntungan dari dana desa. (*)
Sumber: AJNN




