RILIS.NET, ACEH TIMUR – Sejumlah perempuan dan warga dilingkar tambang Blok A PT Medco E&P mendatangi gedung DPRK Aceh Timur pada Kamis (29/12/2022), merek mengeluh dan ada yang menangis meminta PT Medco Berhenti beroperasi apabila tak sanggup mengatasi bau busuk, yang diduga berasal aktivitas eksplorasi migas PT Medco.
Puluhan warga dari lingkar tambang PT Medco berkeluh kesah dihadapan Asisten Bupati, Ketua dan anggota DPRK Aceh Timur di ruang sidang utama kantor DPRK setempat, yang turut dihadiri perwakilan dari perusahaan PT Medco.
Anggota Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan Indra Makmu Winartih yang turut didampingi oleh Koordinatornya Nurdianti mengungkapkan, warga lingkar tambang sudah banyak yang terpapar dan masuk ke rumah sakit akibat bau busuk yang diduga seperti bau gas dikawasan itu.
Belum lagi sesekali terdengarnya suara gemuruh dan bau yang menyengat hingga mengakibatkan warga mengalami pusing-pusing.
“Kami tidak mau anak-anak bagi disini terpapar dengan bau itu, belum lagi jika ada perempuan yang hamil bagaimana nanti pengaruhnya terhadap bayi, kami tidak mau bayi disini ada kelainan seperti stunting. Bukan tidak mungkin itu juga bisa terjadi,” kata Winartih dengan menggunakan pengeras suara dihadapan para Anggota DPRK Aceh Timur.
Oleh sebab itu, komunitas perempuan yang ada di daerah lingkar tambang ini mendesak, agar PT Medco menghentikan pekerjaannya untuk sementara waktu, sampai bau busuk itu dapat diatasi, sehingga warga masyarakat setempat merasa dapat kembali menghirup udara sehat dikawasan itu.
“Kami pak tidak tahan lagi kalau seterusnya begini, bapak disini tidak pernah rasakan apa yang kami rasakan, jadi pak tolong kami warga ini pak yang sudah tidak tahan lagi dengan bau gas itu,” keluh Warga Alue Ie Itam, Kecamatan Indra Makmu ini.
Lain halnya dengan Erni (37), ia mengaku salah satu korban yang pada beberapa waktu yang lalu, anaknya bernama Muhammad Rafa terpaksa dibawa kerumah sakit akibat tercium bau busuk yang diduga berasal dari aktivitas perusaan Medco.
Sambil menangis ibu paruh baya ini, menceritakan tentang anaknya yang saat itu terpapar bau gas di kawasan Blok A, turut meminta kepada anggota DPRK Aceh Timur agar dapat mengambil tindakan tegas terhadap PT Medco.
“Pak saya seorang ibu, bagai mana kalau anak bapak yang mengalaminya. Jangan karena perusahaan itu anak saya jadi korban akibat bau gas, nyawa tidak bisa diganti pak, nyawa itu lebih penting pak,” ungkap Erni sambil menangis didepan pihak Humas PT Medco dan DPRK setempat, pada Kamis sore.
Mendengar beragam keluhan warga, sejumlah anggota DPRK Aceh Timur turut menyarankan agar pihak PT Medco harus lebih peka terhadap kondisi udara dikasan itu, agar masyarat tidak lagi menjadi korban akibat aktivitas tambang gas yang dilakukan oleh perusahan Medco.
“Saya minta perusahaan Medco tidak mengundang konplik lagi di Aceh, tegas Anggota DPRK Aceh Timur Asnawi (Biro) dari partai PNA.
“Kami minta pada ketua kalau bisa untuk sementara waktu PT Medco Berhenti beroperasi sebelum dapat mengatasi persoalan dan keluhan warga ini,” timpa anggota DPRK lainnya Tarmizi dan Tgk Muhammad Adam dari Fraksi NasDem.
Tak hanya itu, anggota DPRK dari fraksi Partai Aceh Azhari juga juga turut menyampaikan pandangannya terhadap PT Medco, ia sangat berharap agar persolan warga dapat segera teratasi.

Hal senada juga turut disamapaikan oleh Anggota DPRK dari Demokrat Firdaus, menurutnya pihak perusahaan harus segera mengatasi persoalan bau busuk yang hari ini menjadi keresahan warga sekitar lingkar tambang.
Sementara itu dari pihak PT Medco E&P Malaka yang dihadiri oleh Field Relation Manager Hendarsyah membantah adanya kebocoran gas dari PT Medco.
“Dalam proses penyaringan memang ada potensi bau, namun dalam prosesnya yang dilakukan oleh Medco ini cukup canggih dan jika ada kebocoran pasti terdeteksi,” kata Hendarsyah dalam pertemuan dirunag sidang utama sekretariat DPRK setempat.
Menurutnya, kalau ada kebocoran pasti yang akan terpapar adalah para pekerja dari pihak perusahaan PT Medco.
“Ini tidak ada kebocoran, kalau ada kebocoran pasti yang terpapar kami duluan, dan kami juga mengutamakan keselamatan masyarakat sekitar,” imbuh Field Relation Manager PT Medco Hendarsyah saat memberikan tanggapannya itu.
Sementara itu Ketua DPRK Aceh Timur Fattah Fikri yang dimintai tanggapannya oleh RILIS.NET menuturkan, pihaknya lebih lanjut akan menyurati perusahaan Medco terkait persoalan bau busuk yang disampaikan oleh warga lingkar tambang pada Kamis (29/12/2022).
“DPRK meminta kepada Medco untuk menyediakan alat surveri yang canggih dan melibatkan pihak pemerintah Aceh Timur, DPRK serta tokoh masyarakat di lingkar tambang. Dan sewaktu mereka menurunkan tim survei harus melibatkan kita,” terang ketua DPRK Aceh Timur Fattah Fikri. (rn/red)
Editor: Mahyuddin