RILIS.NET, ACEH TIMUR – Sedikitnya lima desa di Kecamatan Lokop, Serbajadi Aceh Timur dilaporkan lenyap disapu banjir bandang dan longsor yang terjadi sejak Rabu, 26 November 2025. Ribuan warga masih terisolir akibat akses transportasi dan jaringan komunikasi yang lumpuh sejak sepekan.
Kabar duka ini disampaikan oleh warga Desa Lokop Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur melalui pesan WhatsApp, namun pada Rabu sore akses informasi dan transportasi di seluruh Aceh Timur lumpuh total, sehingga kondisi terkini di kawasan itu tidak dapat di update lagi.
Berdasarkan keterangan Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky yang dikutip RILISNET pada Sabtu, (29/11/2025), di Posko Penyaluran bantuan, yang berlokasi di komplek pendopo Idi Rayeuk, menyebutkan, warga di lima desa yang disapu banjir Bandang dan Longsor ini terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
“Lima desa yang ada di kawasan Lokop Serbajadi rata diterjang banjir bandang dan longsor, yang tersisa satu desa yakni Desa Sembuang di ketinggian. Akses menuju ke lokasi lumpuh, satu-satunya cara mengirimkan bantuan yaitu dengan helikopter,” kata Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky, Sabtu (29/11/2025).
Bupati Al-Farlaky meminta pemerintah pusat maupun provinsi agar segera mengirimkan bantuan kemanusiaan, melalui udara, karena sebagian kawasan pedalaman Aceh Timur masih sulit di jangkau, berhubung kondisi jalan yang tidak dapat dilalui akibat genangan banjir.
“Laporan terkait kondisi terkini kita juga udah sampaikan kepada pihak Kementerian, mereka katanya sedang berbelanja sembako di Medan, untuk dikirm melalui jalur laut yaitu Belawan, yang nantinya di bongkar di pelabuhan Kuala Idi,’ sebut Bupati yang di kutip media RILIS.NET,.pada Sabtu sore.
Tidak hanya di kawasan Lokop yang masih terisolir akibat banjir bandang dan tanah longsor, sejumlah kawasan lainnya di pedalaman juga mengalami nasib serupa, seperti di Kecamatan Ranto Peureulak, Banda Alam, Pantee Bidari, Indra Makmue maupun kawasan lainnya seperti Kecamatan Simpang Ulim, dan juga Madat, serta ratusan desa lainnya di kecamatan yang berbeda.
Saat ini, puluhan ribu warga masih mengungsi di tempat yang dianggap aman, seperti di sekolah, Meunasah, bahkan di bukit-bukit yang dianggap paling tinggi, seperti yang dialami oleh warga Desa Lokop dan Serbajadi.
Sedangkan di Kecamatan Idi Tunong, Idi Rayeuk, Peureulak Barat, dan juga Peureulak banjir juga merusak rumah warga, jembatan hingga jalan di pusat kota Idi Rayeuk.

Banjir juga menelan puluhan korban jiwa akibat terseret arus. Namun media RILIS.NET belum memperoleh data resmi dari pihak terkait, akibat lumpuhnya jaringan komunikasi Internet sejak Rabu, 26 November lalu.
Akibat saluran informasi yang lumpuh, menyulitkan perintah daerah setempat untuk mengupdate informasi terkini, baik jumlah korban jiwa maupun titik lokasi pengungsi. Tak hanya akses Internet yang tidak berfungsi, warga juga tidak mendapatkan aliran listrik sejak sepekan ini.
Begitu pun dengan media ini sejak Rabu pekan lalu, tidak dapat mengupdate sejumlah hasil liputan di lapangan akibat tidak tersedianya jaringan internet, baru pada Sabtu, 29 November jurnalis RILIS.NET mendapatkan jaringan internet Starlink, yang baru tersedia di Pendopo Bupati Aceh Timur, yang juga dijadikan sebagai Posko Penyaluran bantuan kepada para korban banjir.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh media ini, sejumlah ribuan warga di pedalaman Aceh Timur masih belum mendapatkan bantuan, akibat jalur transportasi yang sulit dilalui, selain masih ada yang tergenang air, sejumlah jalan lintas disejumlah kawasan dilaporkan juga putus akibat tertimbun longsor dan material kayu dari terjangan banjir bandang di kawasan itu. (rn/my)
Editor: Mahyud

