RILIS.NET, ACEH TIMUR – Sejumlah warga Aceh Timur di lingkar tambang Blok A PT Medco E&P Malaka melakukan protes, mereka menilai terdapat ketidakadilan dalam penyaluran program dari tanggungjawab sosial perusahaan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Cakrawala Muda Aceh (CMA) Muhammad Revalansyah dalam siaran pers yang dikirim ke media ini. Menurut Revalansyan, ketegangan sosial di kawasan lingkar tambang Blok A, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, kembali mencuat setelah aksi pengambilalihan sumur minyak JR 50 di Desa Bandar Baro, pada 28 Oktober 2025 lalu.
Kini gelombang protes meluas ke sejumlah desa lain seperti, Jambo Bale, Alue Ie Mirah, Jambo Lubok, Suka Makmu, hingga kawasan ROW PT Medco E&P Malaka.
“Persoalan ini tidak bisa lagi dibiarkan berlarut, Kami menilai konflik antara masyarakat dan perusahaan merupakan akumulasi dari ketidakadilan dalam penyaluran program tanggung jawab sosial perusahaan,” kata Revalansyan, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, ia telah mendapatkan laporan langsung dari warga di lingkar tambang. Kebijakan sosial perusahaan justru menimbulkan kecemburuan sosial karena tidak merata.
“Hanya satu desa yang mendapat perhatian, sementara desa-desa lain di ring tambang seolah diabaikan,” ujar Revalansyah kepada RILISNET.
Menurutnya, kondisi ini memperlihatkan lemahnya komunikasi antara perusahaan dan masyarakat. Padahal, kata Revalansyah, keberadaan perusahaan tambang seharusnya membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi seluruh desa di wilayah operasionalnya.
“Selama tujuh tahun perusahaan beroperasi, masyarakat masih bertanya, dimana tanggungjawab sosial itu. Kami akan membantu warga menelusuri dan mengusut tuntas agar tidak lagi menimbulkan keresahan,” tegasnya.
CMA juga meminta agar pemerintah daerah tidak boleh hanya berperan sebagai penonton. Ia turut menuntut Pemkab Aceh Timur agar segera turun tangan memediasi konflik, agar tidak berkembang menjadi ketegangan horizontal.
“Pemerintah harus hadir, bukan hanya ketika situasi sudah memanas. Masyarakat menuntut haknya sebagai warga terdampak. Mereka tidak meminta lebih dari apa yang seharusnya menjadi kewajiban perusahaan,” lanjutnya.
Rencananya, Aliansi Masyarakat Cakrawala Aceh (AMC) akan menggelar aksi damai pada Selasa, 4 November 2025, di kawasan Simpang Café Apung ROW PT Medco, Aceh Timur. Surat pemberitahuan aksi telah disampaikan ke Polres Aceh Timur pekan lalu sebagai bentuk ketaatan hukum.
”Aksi ini adalah bukti bahwa warga tidak diam. Mereka menuntut keadilan dan transparansi dari perusahaan yang sudah lama beroperasi di wilayah mereka,” tutup Revalansyah. (*)

