RILIS.NET. LANGSA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Langsa membentuk Panitia Khusus (Pansus) atas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Keumuneng akibat demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Aktifis Merdeka (ALASKA) beberapa waktu lalu.
Ketua DPRK Langsa Maimul Mahdi SSosI mengatakan, untuk menampung aspirasi masyarakat pihaknya sudah memberikan rekomendasi kepada Komisi III, untuk membentuk Pansus atas kasus PDAM.
“Terkait dengan keresahan masyarakat terhadap buruknya pelayanan PDAM tetap menjadi perhatian utama DPRK,” ucap Ketua DPRK Langsa.
Maimul Mahdi menambahkan, seperti sebelumnya pihaknya juga sudah menyampaikan, tidak mempungkiri kondisi air PDAM terkadang kotor seperti dan banyaknya keluhan pelanggan.
“Jika memang tuntutan pergantian pucuk pimpinan di PDAM itu bisa membawa perusahaan jauh lebih baik lagi tentu kita akan mendukung penuh untuk kemajuan BUMD, dan pelayanan terbaik bagi masyarakat di Kota Langsa,” ujar Maimul Mahdi.
Ketua Komisi III Faisal Amd yang turut dihubungi media ini untuk meminta tanggapannya terkait sejauh mana Pansus DPRK itu belum terjawab sejauh ini, begitupun peran singkat yang dikirim rilis.net belum juga terbalas.
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Keumuneng, Azzahir SE yang turut didampingi Kabag Umum, Kabag Tehnik dan Tim Satuan Pengawas Internal (SPI), dalam jumpa pers pada Senin (13/3) mengatakan, tudingan dari ALASKA itu tidak benar. “Selama ini penyertaan modal untuk PDAM Langsa hanya fisik saja, bukan uang tunai yang kita kelola,” sebut Azzahir.
“Tahun 2020-2021 kita memang ada mengusulkan sebanyak 50M lebih penyertaan modal untuk PDAM memperbaiki pipa induk distribusi air yang telah usang dan kebutuhan operasional lainnya, tapi itu belum disetujui oleh Pemko Langsa,” ungkap Dirut PDAM Tirta Keumuneng.
Azzahir melanjutkan, pipa induk (pipa tranmisi) 90 persen di Langsa saat ini adalah pipa lama yang sebenarnya wajib diganti.
“Terkait distribusi air ke masyarakat yang belum sempurna, dikarenakan kita belum memiliki sumber air yang baik, selama ini harus mengambil air dari Krueng Langsa. Selain itu, kondisi pipa-pipa utama dengan endapan sedimen lumpur tinggi yang merupakan peninggalan Belanda, makanya dibutuhkan pergantian,” terang Azzahir.
Ia menambahkan, kebutuhan jumlah debit air 250 ribu Liter per hari untuk 16.700 pelanggan air di Kota Langsa, namun kita hanya mampu memproduksi 180 ribu Liter saja, karena masalah utamanya adalah sumber air, jelasnya.
Menurut Dirut, Apalagi ketika musim penghujan dan banjir, kondisi sumber air dari Krueng Langsa berlumpur dan sendimen lumpurnya menutupi bak penampungan. Sebaliknya, saat kemarau tiba, debit air Krueng Langsa tidak cukup mampu mensuplai air ke bak penampungan PDAM.
Kondisi itulah yang dihadapi PDAM, sehingga butuh anggaran penyertaan modal puluhan miliar untuk memperbaiki itu semua, sehingga permasalahan suplay air minum ke masyarakat dapat berjalan lancar dan mutu air yang dihasilkan lebih baik.
“Selain kerja sama dengan perusahaan dari Korea, kita juga sedang lakukan pengkajian untuk bekerja sama dengan Aceh Tamiang dan Aceh Timur untuk solusi mencari sumber air baru,” sebut Dirut PDAM, Azzahir. (rn/skm)