Oleh : Muhammad Andri
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam yang disingkat dengan (KAHMI) akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) yang ke XI di Sriti Convention Hall Kota Palu-Sulawesi Tengah pada tanggal 24-27 November 2022.
Munas kali ini KAHMI mengusung tema “Bangkit, Bersinergi Membangun Negeri Menuju Peradaban Baru”. Tentu saja tema ini sangat relevan dengan perkembangan dan semangat kekinian.
Munas merupakan momentum demokrasi organisasi guna memilih dan menentukan Majelis Nasional yang baru.
Disamping itu, Munas juga menjadi sarana bagi KAHMI untuk merespon berbagai dinamika sosial, politik, ekonomi dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk kemajuan organisasi, bangsa dan negara.
Penetapan kota Palu pun sebagai tuan rumah Munas KAHMI XI bukan tanpa sebab, bahwa recovery pasca bencana tahun 2018 adalah perihal yang sangat mendasari pelaksanaan Munas KAHMI XI di Kota Palu-Sulawesi Tengah.
Bahwa, untuk mekanisme pemilihan presidium Majelis Nasional KAHMI bersifat one vote one delegation, artinya tiap-tiap pengurus Majelis Wilayah dan Daerah memiliki satu suara.
Namun secara teknis, pemilihan presidium Majelis Nasional kali ini tidak lagi secara manual, akan tetapi dilakukan melalui sebuah aplikasi e-voting.
Oleh karenanya, sistem e-voting tersebut memberikan kemudahan dan menghemat dari segi waktu pemilihan dan penghitungan suara. Hal ini juga menjadi inovasi dan terobosan sesuai dengan perkembangan dan budaya organisasi di era digitalisasi.
Sedangkan untuk peserta Munas, nantinya akan dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai delegasi KAHMI Wilayah dan Daerah di seluruh Indonesia, tidak ketinggalan juga Perwakilan KAHMI di luar negeri.
Dengan kehadiran alumni HMI sebanyak itu, diharapkan memberikan dampak positif terhadap perputaran ekonomi di kota Palu.
Lahirnya KAHMI
KAHMI merupakan panguyuban tempat berhimpunnya alumni Himpunan Mahasiswa Islam. Sejak didirikan di Surakarta pada tanggal 17 September 1966, tentu saja KAHMI sudah melewati berbagai dinamika internal dan problematika kebangsaan.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran penting dan kontribusi KAHMI dalam mengawal perjalanan bangsa demi terwujudnya cita-cita masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
Disamping itu, KAHMI juga merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia yang menghimpun jutaan kader dan tersebar diseluruh pelosok nusantara bahkan di luar negeri.
Banyak tokoh-tokoh yang telah dilahirkan KAHMI, dan kini banyak dari alumni HMI sudah melanjutnya pengabdiannya diberbagai lintas profesi (lokal, nasional, dan luar negeri).
Mutiara di Khatulistiwa
Mutiara di Khatulistiwa merupakan penyebutan istilah lain dari Kota Palu. Mengutip dari Antonius Purwanto dalam kompaspedia.kompas.id tanggal 25 februari 2022. Bahwa, Kota Palu awalnya merupakan Kota kecil yang menjadi pusat Kerajaan Palu.
Kini, Kota ini tumbuh pesat dan maju serta menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah kawasan timur Indonesia. Kota ini terkenal dengan julukan “ Mutiara di Khatulistiwa”. Julukan itu datang dari Bung Karno saat menginjakkan kaki di Lembah Palu pada 10 Oktober 1957.
Diketahui, disaat musibah gempa bumi, tsunami dan likuifaksi tahun 2018 silam, mengakibatkan Palu dan sekitarnya menjadi porak poranda. Sehingga dampak dari bencana tersebut banyak orang meninggal dunia, kehilangan tempat tinggal dan kerugian di berbagai sektor.
Tentu, peristiwa tersebut sangat dahsyat dan menggetarkan jiwa bagi segenap insan. Sebagai insan yang pernah didik di rumah besar (HMI-KAHMI), urgensinya KAHMI untuk menghadirkan kepedulian bersama guna membangkitkan Palu pasca bencana 2018 yang lalu.
Dengan jejaring HMI-KAHMI diberbagai lintas sektor, agar KAHMI dapat berperan yang terdepan terhadap percepatan dan membangkitkan kembali semangat masyarakat Palu dan sekitarnya.
Harapan Munas
Lalu, apa yang menjadi harapan dibalik pelaksanaan Munas KAHMI XI Kota Palu tersebut? Secara internal, kelembagaan KAHMI harus menjadi panguyuban yang profesional, independen dan tingkat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara.
Secara eksternal, KAHMI harus mengambil posisi strategis sebagai alat kontrol negara dan koreksi kebijakan pemerintah tanpa terjebak pada kepentingan politik praktis, bahwa beropilitik iya, tapi politik KAHMI adalah untuk kepentingan publik dan bangsa.
Dalam konteks, pelaksanaan Munas KAHMI XI harus memberikan benefit (manfaat) kepada daerah dan masyarakat di Kota Palu. Pesan besar Munas tentang perlunya atensi dari KAHMI, pemerintah pusat maupun daerah-daerah lain terhadap proses recovery pasca bencana 2018 di Kota Palu dan sekitarnya.
Palu sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam yang besar, hal ini harus berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat di kota Palu.
Maka kehadiran KAHMI di kota Palu perlu memberikan dorongan yang kuat terhadap kelangsungan kesejahteraan masyarakat Palu secara lebik maksimal.
KAHMI sebagai kaum intelektual harus melek dunia digital dan menjadi motor penggerak dalam transformasi budaya digital, seiring pesatnya digitalisasi yang telah mewarnai diberbagai sektor kehidupan masyarakat.
Terakhir, semoga harapan tersebut dapat terwujudnya kiranya dan menjadi mutiara-mutiara berharga untuk kemajuan bangsa dan negara. Amin.
Selamat Ber-Munas-KAHMI yang ke XI di Kota Mutiara di Khatulistiwa, mari “Bangkit, Bersinergi Membangun Negeri Menuju Peradaban Baru”. Yakin Usaha Sampai. (*)
Penulis: Muhammad Andri (Alumni Himpunan Mahasiswa Islam dan Sekretaris Umum BPL HMI Cabang Sigli Aceh Periode 2012-2013)