Dari hasil penyelidikan Satreskrim Polres Aceh Timur akhirnya terungkap bahwa pelakunya MJ alias AM (65), warga Gampong Pango, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.
Satreskrim Polres Aceh Timur yang melakukan rekontruksi pembunuhan tersebut pada Senin (7/2) kemarin akhirnya terungkap 16 Adegan turut diperagakan tersangka.
“Tersgka juga membacok korban yang sedang hamil karena meminta pertanggungjawaban pelaku,” sebut Kasta Reskrim Polres Aceh Timur AKP Miftahuda Dizha Fezuono SIK.
Kasat Reskrim menambahkan, dari hasil rekontruksi diketahui bahwa tersangka sebelumnya dihubungi melalui handphone oleh korban dan mengajak bertemu tersangka.
Sebanyak 16 adegan yang diperagakan oleh tersangka dan korban, diperagakan oleh anggota opsnal Satreskrim Polres Aceh Timur, yang di Mapolres setempat pada Senin kemarin.
“Adegan pertama sampai keenam memperagakan antara korban dan tersangka bertemu di sebuah tempat yang sebelumnya mereka pernah berjumpa di tempat tersebut,” sebut Miftahuda Dizha Fezuono.
Pada adegan ketujuh, korban meminta kepada tersangka bertanggung atas kehamilannya, namun tersangka tidak mau bertanggung jawab.
“Mendengar tersangka tidak mau bertanggung jawab, pada adegan ke delapan ini korban mulai marah dan mengamuk sambil memegang parang milik tersangka dan mengancam akan membacok tersangka,” tambahnya.
Pada adegan ke Sembilan dan sepuluh, antara korban dan tersangka saling berebut parang dan korban terus berontak sambil berteriak meminta tolong, tersangka yang mulai panik kemudian menekan leher korban di adegan kesebelas.
Masuk ke adegan dua belas, korban bertambah kencang meminta tolong, membuat tersangka terus menekan leher korban dengan kuat hingga akhirnya korban lemas dan tersangka merebut parang dari tangan korban.
“Setelah itu korban jatuh dengan posisi terlentang, pada adegan ketiga belas ini tersangka bergerak cepat menggunakan sebilah parang yang sebelumnya dipegang oleh korban kemudian tersangka rebut dan berdiri kemudian dengan reflek dan cepat tesangka membacok korban sebanyak satu kali di bagian leher,” ujar Dizha.
Kemudian sambungnya lagi, adegan ke empat belas hingga enam belas tersangka meninggalkan lokasi dan berusaha menghilangkan barang bukti berikut handphone milik korban.
Kasat Reskrim menyebutkan, tujuan dari rekontruksi ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang terjadinya suatu tindak pidana tersebut dan untuk menguji kebenaran keterangan tersangka ataupun saksi yang ada, sehingga dapat diketahui benar tidaknya tersangka melakukan tindak pidana seperti yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan.