Waduk Peninggalan Belanda di Gampong Alue Nibong, Peureulak, Aceh Timur yang kini dijadikan objek wisata baru. (rilisNET). |
rilisNET, Aceh Timur – Di Desa Alue Nibong Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, terdapat sebuah waduk peninggalan masa kolonial Belanda, sampai saat ini masih difungsikan oleh warga sekitar untuk dapat mengairi sawah petani.
Letaknya tak berapa jauh dari jalan lintas Medan – Banda Aceh, terpaut lebih kurang satu kilo meter ke arah barat dari Simpang Alue Nibong Peureulak, akses menuju kesana sudah teraspal hanya beberapa puluh meter saja tampak jalanan yang berbatu. Diapit oleh persawahan warga membuat suasana ke arah waduk tampak begitu asri.
Waduk Peninggalan Belanda di Alue Nibong Peureulak, Foto: Mahyuddin |
Dulu waduk ini hanya diperuntukan oleh warga untuk mengairi sawah, siapa sangka melalui ide kreatif warga setempat yang dimotori oleh Keuchik Jamal ini, membuat suasana waduk ini mulai menampakkan keindahannya. Tak jarang sejumlah wargapun mulai berdatangan ingin menikmati suasana waduk yang tenang.
“Waduk ini fungsinya untuk mengairi sawah, namun di lihat cocok dengan lingkungan sekitar waduk, maka setelah duduk pakat antar perangkat desa dan dengan dukungan masyarakat, dikembangkan waduk ini sebagai objek wisata,” Kata Mustafa (42) warga setempat.
Suasana alam sekitar waduk relatif tenang, diapit perkebunan durian warga membuat cuaca disekitar waduk tampak rindang karena terhalang sinar matahari di ufuk barat. Disisi timur waduk terdapat hamparan hijaunya sawah milik warga, suasananyapun kian ramai saat petani saling bersahutan dipematang sawah.
Persawahan Yang Subur di Sekitar Waduk. |
“Asiknya ini kalau pas musim duren, mungkin kita bisa makan langsung dibawah pohon yang berdekatan dengan waduk ini,” kata Dyana salah seorang pengunjung kepada penulis sambil menunjuk kebun durian milik warga sekitar.
Memang sekitar waduk sepintas tampak biasa saja, hanya ornamen bangunan waduk yang telah dipoles bagaikan warna pelangi, ditengahnya terdapat jembatan panjang yang telah dibuat melalui program inovasi desa yang bersumber dari Dana Desa, jembatan panjang yang membelah waduk lebih kurang 200 meter itu sengaja dicat warna warni hingga tampak indah dan memanjang.
Jembatan Yang Dibangun Ditengah – tengah Waduk. Foto: Mahyuddin/Pak Geuchik. |
Namun siapa sangka suatu saat nanti waduk ini akan dipenuhi oleh para wisatawan yang ingin menikmati suasana alam. Hal ini bukan tidak mungkin objek wisata ini akan bertambah maju seiring berjalannya waktu. Potensi alam sekitar yang menghasilkan buah durian segar bisa menjadi aikon objek wisata ini dimasa yang akan datang. Misalnya, menikmati durian langsung dibawah pohonnya yang mengelilingi waduk, disana akan muncul warung warung milik warga yang nantinya dapat menunjang perekonomian masyarakat sekitar. Kalau itu terus dikembangkan yakinlah wisatawan akan terus berdatangan untuk menikmati objek wisata yang satu ini. Apalagi bila tiba musim durian yang langsung bisa dimakan sambil nyantai ditepi waduk yang indah ini.
Mustafa yang ditemui wartawan media ini disekitar waduk, Minggu (15/9/2019) sore, mengatakan, saat ini setelah mulai dikembangkan banyak orang yang mendatangi lokasi, apalagi saat sore hari tiba diakhir pekan. Dia sangat berharap agar pihak terkait bisa cepat mengoptimalkan pembangunannya agar semakin dikenal dan bisa menjadi lahan pendapatan bagi warga sekitar.
“Ini sudah mulai dikembangkan, Insya Allah kalau lebih dioptimalkan nantinya akan menjadi objek wisata yang sangat menjanjikan untuk masa depan di wilayah Peureulak khususnya dan Aceh Timur pada umumnya,” Harap Mustafa.
Waduk Alue Nibong, Foto: Mahyuddin. |
Tak terasa beberapa lama kami disana, waktupun kian berlalu dan arah jarum jam menunjukan pukul 5.30 WIB. Mataharipun berlahan mulai tenggelam diufuk barat, tak lama kamipun beranjak pulang, disekitar waduk masih tersisa beberapa pengunjung yang ingin berselfi ria dengan keluarga, kami yakin, andapun akan meninggalkan kesan tersendiri bila berkunjung ditempat yang satu ini.