Xanana Gusmao saat menyampaikan pidato tak lama setelah pernyataan kemerdekaan Timor Timur di Dili, 20 Mei 2002. REUTERS/Wally Santana |
“Pak SBY mengatakan itu mengatasnamakan militer Indonesia dan juga atas nama Pemerintah Indonesia,” katanya.
Tak lupa, Xanana pun memberikan rasa terima kasihnya pada Presiden ke-3 Indonesia B.J. Habibie yang saat itu memberikan opsi kemerdekaan bagi Timor Leste. Padahal, keputusan tersebut mendapat banyak kecaman dan tentangan dari banyak pihak.
Namun bagi Xanana, keberanian Habibie tersebut akan menjadi keuntungan untuk masa yang akan datang. Menurutnya untuk mendapatkan sesuatu memang harus ada hal yang mereka korbankan.
“Tanpa keberanian dari Pak Habibie mungkin sekarang saya hanya akan menjadi penjual es batu di Tebet,” kata Xanana sambil tertawa.
“Apa yang saya bikin hanya half of process, another half is Indonesian,” ujarnya yang langsung mendapatkan tepuk tangan meriah dari para peserta.
Xanana pun meyakinkan diri jika persahabatan Indonesia-Timor Leste tidak akan membuat hubungan keduanya berubah seperti yang terjadi di Israel dan Palestina. Menurutnya kebencian yang sudah dipupuk dari kecil oleh anak muda Palestina terhadap Israel membuat hubungan keduanya sulit untuk membaik.
“Anak muda dan anak kecil jangan dibimbing untuk membenci. Kami ingin berubah dan harus bersatu agar meski negara kami kecil tapi kami kuat,” ujar Xanana tegas.
Sumber: CNN