JAKARTA – Salah satu keajaiban yang dikisahkan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah dapat membelah Bulan. Kisah itu diklaim sudah dibuktikan secara saintifik oleh NASA. Benar demikian?
Dikutip dari Gulf Times, kisah membelah Bulan tersebut dimulai ketika Abu Jahal, Al-Walid ibn Al-Mughirah, Al-‘Aas ibn Waa’il, dan sejumlah petinggi Quraisy datang ke Nabi Muhammad SAW.
Mereka mempertanyakan status keaslian Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Caranya, mereka meminta Rasul membelah Bulan menjadi dua bagian.
“Jika Anda jujur terhadap apa yang Anda katakan, maka belahlah Bulan untuk kami menjadi dua bagian.”
Mendengar permintaan tersebut, Nabi Muhammad SAW lalu meminta Allah membelah Bulan. Permintaan itu pun dijawab Allah SWT yang membelah Bulan menjadi dua bagian.
Seperti dikutip dari hadits riwayat Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah, Anas RA berkata, “Beliau perlihatkan kepada mereka bulan terbelah. Sampai mereka lihat Hira (nama tempat) di antara keduanya.”
Orang-orang Quraisy memang menyaksikan fenomena tersebut. Sayangnya, mereka tetap tidak meyakini status Muhammad sebagai nabi.
Di era post-truth, kisah semacam ini jadi bahan klaim berbalut ilmiah alias pseudosains. Facebook dan grup WhatsApp jadi media utamanya.
Dikutip dari AFP Fact Check, sebuah unggahan di Facebook mengklaim Badan Antariksa AS NASA sudah membuktikan Bulan pernah terbelah jadi dua.
Postingan berjudul The Miracle of Prophet Muhammad (Peace be upon Him) ‘Splitting of the Moon (Keajaiban Nabi Muhammad SAW Membelah Bulan) itu dibagikan ribuan kali.
Pengunggah menyertakan kolase empat foto. Salah satunya menunjukkan permukaan Bulan dengan panah menunjuk ke retakan di Bulan yang diklaim sebagai jejak keajaiban itu.
“Keajaiban ini juga dibuktikan oleh NASA..{ Qura’n & science},” klaim pengunggah.
Tak cuma unggahan di medsos, klaim bukti ilmiah mukjizat itu juga menyebar ke tulisan ilmiah.
Hal itu terungkap dalam artikel karya O. K. AbouEassa di situs Scientific & Academic Publishing berjudul The Evidence of the Split of the Moon (2020).
Artikel itu menyebut bukti Bulan pernah terbelah bisa dilihat dari adanya kawah di satelit Bumi tersebut.
Eassa, yang namanya tak bisa ditemukan di situs jurnal resmi atau universitas mana pun, menyertakan foto retakan Bulan yang sama seperti yang diunggah di Facebook di atas.
“Saya menunjukkan bahwa kawah berasal dari pembelahan Bulan sampai ke intinya menjadi dua bagian dan informasi itu sepertinya benar karena pembelahan dan kawah Bulan tidak setua umur Bulan itu,” tulis Eassa.
“Mereka baru muncul akhir-akhir ini dan tidak lebih dari 1388 tahun lalu, ketika keajaiban terjadi di periode Nabi Muhammad, sesuai dengan yang tercantum dalam sejarah” tulisnya menambahkan.
Menurutnya, permukaan Bulan “benar-benar retak”. Analisis terhadap permukaan Bulan pun mengungkapkan, Bulan memiliki keretakan yang lebih banyak daripada yang dipikirkan.
“Kerusakannya, terdapat jauh lebih dalam daripada itu mencapai 20 km. Retakannya ditemukan hingga inti Bulan. Jadi, diyakini bahwa Bulan pernah terbelah menjadi dua bagian,” tulisnya.
Kata NASA
Berdasarkan penelusuran AFP, klaim itu salah. Pelacakan gambar menemukan sumber foto di situs NASA yang diterbitkan pada 2002.
NASA mengatakan foto itu diambil oleh kru Apollo 10 pada Mei 1969 dan menunjukkan Rima Ariadaeus, celah sempit (rille) yang panjang atau parit Bulan.
“Rille, seperti Rima Ariadaeus, diyakini sebagai patahan yang terbentuk akibat aktivitas tektonik,” kata NASA.
“Beberapa ilmuwan percaya bahwa rille linier mungkin terbentuk setelah peristiwa tumbukan besar, sementara yang lain percaya bahwa parit-parit itu terbentuk sebagai manifestasi permukaan dari sistem tanggul yang dalam ketika Bulan masih aktif secara vulkanik.”
“Para ahli sepakat bahwa Rima Ariadaeus, dengan panjang sekitar 300 km (186,4 mil), adalah sistem patahan yang serupa dengan yang ada di Bumi,” lanjut NASA.
Laman NASA juga menerbitkan foto-foto Rima Ariadaeus lainnya.
Selain itu, pakar NASA menyatakan sejauh ini belum ada bukti ilmiah Bulan pernah terbelah.
“Tidak ada bukti ilmiah saat ini yang melaporkan bahwa Bulan terbelah menjadi dua bagian [atau lebih] dan kemudian berkumpul kembali di masa lalu,” ujar Brad Bailey, staf ilmuwan dari NASA Lunar Science Institute (NLSI).
Profesor Paul Groot, seorang astronom di Universitas Radboud di Belanda, mengatakan, “‘Pembelahan’ yang ditunjukkan pada gambar paling bawah [dalam gambar unggahan] ada di Bulan, tetapi jelas tidak [sampai] meluas mengelilingi Bulan.”
“Ini adalah fitur yang kemungkinan besar terkait dengan dampak yang menciptakan kawah Tycho, yang terletak di kanan bawah fitur dalam orientasi gambar,” tandasnya. (*)
Sumber: CNNIndonesia