Foto: Junaidi menyerahkan plakat untuk Kadinkes Aceh Timur |
RILIS.NET, Aceh Timur – Praktik Belajar Lapangan (PBL) para mahasiswa dan mahasiswi Prodi Diploma lll Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh yang dimulai sejak tanggal 1 November 2021 dijadwalkan akan berkahir pada Minggu, 7 November 2021.
Namun kegiatan pelepasan dari Pemda setempat secara seremonial digelar pada Jumat (5/11/2021) di gedung Serbaguna Pemerintah Kabupaten Aceh Timur sekitar pukul 14.00 WIB.
Pada kegiatan ini para mahasiswi turut mempresentasikan Hasil PBL selama berada di Aceh Timur. Mereka ditempatkan di delapan desa dalam tiga Kecamatan, yakni di Kecamatan Idi Rayeuk 1 desa, Kecamatan Peudawa sebanyak 2 desa, dan di kecamatan Nurussalam sebanyak 5 desa.
Koordinator Mata Kuliah Program Perencanaan Gizi Junaidi SST MKes mengatakan, hasil praktek belajar mahasiswa mereka mengukur tinggi badan dan beberapa indikator strategis lainnya, dan juga melihat status gizi tentang Balita yang stunting.
Menurut Junaidi, Berdasarkan data dari PBL dari mahasiswa angka stunting tergolong tinggi di Aceh Timur, data ini mencapai akurasi 90 persen, dan metode yang dilakukan yaitu kualitatif dan kuantitas, para mahasiswi dari jurusan gizi ini juga bergerak door to door, serta turut mendata penggunaan air bersih, jamban serta tingkat antusias masyarakat membawa bayinya ke posyandu.
“Ternyata dari hasil kajian mahasiswa dari program PBL ini di delapan desa, setelah dirata-ratakan itu ditemukan ada sekitar lebih kurang 27 persen Balita Stunting. Tapi itu adalah data hasil praktek belajar lapangan, arahnya kesitu, bukan sebagai sebuah survei dan penelitian tentang stunting,” terang Junaidi.
Ia menambahkan, jika berbicara persoalan stunting banyak sumber-sumber data yang dipublikasikan baik yang dari survei status gizi Indonesia, riset kesehatan nasional itu juga banyak data, dan juga apa yang kami lakukan juga menemukan stunting tersebut.
“Kita berharap bahwa data ini menjadi dasar petunjuk, kemudian untuk mendorong semua pihak, termasuk kami dari Akademisi bersama-sama dengan pemerintah Aceh Timur akan melakukan upaya-upaya yang terarah untuk membantu menurunkan angka stunting yang ada di Aceh Timur,” ujar Junaidi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Sahminan dalam sambutanya turut mengucapkan terimakasih stas bantuan peserta PBL dari Poltekkes Kemenkes Aceh yang telah membantu melakukan pendataan.
“Dengan adanya data ini menambah masukan bagi kita. Kalau berbicara stunting memang sangat alot, Lokus stunting yang pertama Aceh Timur yang kedua Bener Meriah dan kemudian Pidie.
“Berbicara masalah gizi kita kebanyakan dekat dengan pesisir pantai, banyak yang kita konsumsi makanan-makanan yang bergizi, namun setelah saya analisa dan pelajari semuanya memang kita tidak bisa terlepas dari data. Data yang menyatakan itu ril kita stunting,” sebut Sahminan.
Namun pihaknya juga mengaku telah melaksanakan berbagai upaya sungguh-sungguh dalam melakukan pencegahan dan menekan angkat stunting di Kabupaten Aceh Timur.
Usai presentasi hasil PBL dan penyampaian tanggapan dari sejumlah peserta yang hadir, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan Cenderamata ataupun penghargaan dari Poltekkes kepada sejumlah instansi dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, serta turut diisi dengan sesen foto bersama. (rn/red)