RILIS.NET, ACEH TIMUR – Penyebaran wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Indra Makmue, Aceh Timur dilaporkan terus meningkat, akibatnya sejumlah warga yang menjadi korban harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zubir Mahmud, Idi Rayeuk.
Berdasarkan informasi yang diperoleh RILIS.NET pada Kamis, 29 Agustus 2024 menyebut, sebanyak 8 orang anak-anak usia sekolah yang masih di bawah umur telah dirujuk ke rumah sakit milik pemerintah setempat.
“Mereka terpaksa dirujuk akibat terserang wabah DBD yang saat ini kasusnya mengalami lonjakan yang sangat signifikan, mereka rata-rata yang menjadi korban anak-anak usia sekolah,” sebut Muhammad Nuraqi, salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Indra Makmue kepada RILIS.NET, Jumat (30/8/2024).
Adapun korban yang telah dirujuk ke rumah sakit terang Nuraqi, diantaranya yakni, Aulia Akbar fadilah (18), dirujuk pada tanggal 15 Agustus , Aqsa Puspita (16), Ananda Hidayatul (16), dirujuk pada tanggal 19 Agustus, dan Annisa Juhaira (8).
Kemudian korban lainnya yaitu, Cahaya (12), ia dirujuk pada tanggal 27 Agustus 2024 lalu. Cahaya adalah warga Desa Seuneubok Cina. “Yang terbaru anak-anak atas nama Nisa, kemarin juga terpaksa di rujuk ke rumah sakit Zubir Mahmud,” tambah Nuraqi.
Atas maraknya kasus tersebut, warga dan tokoh masyarakat di Kecamatan Indar Makmue meminta kepada Pj Bupati Aceh untuk segera mengintruksikan Dinas terkait supaya segera dilakukan penanganan serius.
“Ini perlu kita suarakan agar dinas kesehatan memberikan atensi khusus terhadap bahayanya wabah demam berdarah, yang saat ini sedang memakan banyak korban, terutama anak-anak,” ujar Nuraqi.
Nuraqi turut mengapresiasi upaya yang dilakukan sebelumnya oleh Puskesmas Alue ie Mirah, yang telah melakukan Foging khusus, namun sambung Nuraqi, hendaknya Dinas Kesehatan yang memiliki otoritas juga dapat melakukan upaya lainnya.
“Upaya lain yang bisa dilakukan oleh dinas kesehatan tentu seperti pemutusan mata rantai penularan dan upaya lainnya seperti abatisasi, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan terus melakukan monitoring evaluasi,” sebutnya.
Lebih lanjut Nuraqi menjelaskan, DBD dengan gejala awal demam tinggi, sakit kepala, hingga muncul bintik – bintik merah pada tangan dan kaki akibat serangan nyamuk Aedes Aegypti.
“Semula terjadi di Desa Suka Makmu kemudian menyebar ke Desa Alue Ie Itam, Seuneubok Cina bahkan kini sudah menjalar ke Desa Julok Rayeuk Utara,” terangnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur dr Munawir yang dikonfirmasi RILIS.NET pada Jumat menuturkan, upaya fogging disejumlah lokasi juga telah dilakukan dengan meminta kerjasama dengan PT Medco.
“Puskesmas telah bekerjasama dengan Medco melakukan fogging di Desa Suka Makmu, kemudian petugas Puskesmas yang mengelola program DBD juga melakukan penyuluhan ke rumah, terutama ke rumah yang terjangkit DBD,” kata Munawir.
Selain itu sambung Plt Dinkes Aceh Timur, petugas Puskesmas juga melakukan pemberian lavarsida ketempat tempat-tempat sarang nyamuk.
“Kepala Puskesmas bersama Tim, Pak Keuchik bersama perangkatnya dan masyarakat juga melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) atau bergotong royong di desa suka makmur,” terang dr Munawir. (rn/red)
Editor: Mahyud