Ilustrasi the new normal. (Freepik)
RILIS.NET – Antara serius dan setengah hati, ajakan social distancing (jaga jarak), pakai masker dan cuci tangan kepada masyarakat luas tak ubah bagaikan selogan pepesan kosong, mengapa tidak?. Bayangkan saja, seruan dan selogan itu nyaris tak pernah digubris oleh sejumlah masyarakat, bukan mereka tak pernah percaya dengan pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda berbagai belahan dunia, akan tetapi penanganan dan seruan pencegahan corona virus yang disampaikan oleh pemerintah bisa jadi dianggap hanya setengah hati alias tidak serius.
Memang dugaan itu tidak bisa dipungkiri, apalagi bila melihat kenyataan selama ini, diberbagai objek wisata yang ada di Aceh dipenuhi wisatawan yang tampak mengabaikan seruan tadi.
Kalau mau jujur, bukan tidak mungkin pihak terkait tentu dapat melakukan pencegahan dengan serius, kepada wisatawan misalnya melakukan himbauan dan merazia setiap yang tidak memakai masker, maka tak diizinkan masuk, atau melakukan pencegahan agar tidak berdesak-desakan ditempat wisata. Namun hal itu justru tidak dilakukan oleh pihak berwenang, seakan menimbulkan kesan kalau upaya pencegahan yang dilakukan hanya setengah hati.
Tak sampai disitu, sejumlah warga juga tampak berang dengan model kebijakan yang dianggap tak berimbang, misalnya dengan ajakan penutup tempat ibadah dan sekolah, sementara sejumlah mall dan tempat wisata terkesan dibiarkan terbuka kepada para pengunjung. Tentu hal ini juga salah satu yang menjadi pemicu hilangnya kepercayaan publik kepada pemerintah tentang ajakan pencegahan terhadap Covid-19.
Kalau menelisik dari segi anggaran seakan tampak sangat serius, bayangkan, puluhan miliar anggaran digelontarkan untuk upaya pencegahan, namun yang dilakukan hanya diseputaran pengadaan APD, seruan pencegahan dimasa new normal, “rapat-rapat tikus” pembagian masker saringan, dan penyemprotan disinfektan di jalan-jalan, yang belum tentu virusnya ada disitu.
Selebihnya, tentu honor tim yang tidak bisa luput dari penganggaran. Biasanya ini melibatkan sejumlah pihak yang tertera namanya di SK Tim Gugus Tugas.
Keseriusan pemerintah lokal dianggap bukan saja sebatas seruan belaka, akan tetapi ketegasan dan upaya serius dalam mencegah virus juga harus bisa dibuktikan dengan kebijakan yang lebih nyata. Misalnya, dengan memperketat protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ditempat-tempat objek wisata yang rawan penularan. Apalagi angka penularan di Aceh belakangan ini dari data yang dipublikasi kian merangkak naik. Kalau objek wisata dan tempat keramaian masih dibiarkan untuk pengunjung masuk tanpa menjaga protap kesehatan, dan pencegahan yang lebih serius, maka jangan salahkan rakyat bila seruan pencegahan Covid-19 dianggap bagaikan pepesan kosong alias bohong ?.(rn/red)
Editor: Mahyud