RILIS.NET, ACEH TIMUR – Ratusan warga di Desa Batu Sumbang dan Pante Kera, Simpang Jernih merasa lega dengan kehadiran Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky di sana, Selasa (16/12/2025).
Meski jalan untuk menuju ke desa paling pelosok terbilang ekstrim, namun tidak menyurutkan langkah Bupati Al-Farlaky untuk menembus kesana. Bukan saja jalan terjal yang penuh lumpur dan licin, gelondongan kayu berukuran raksasa juga berseliweran memenuhi badan jalan yang telah porak-poranda, dihantam banjir bandang beberapa waktu yang lalu.
Usai bermalam di desa Batu Bedulang, kecamatan Bandar Pusaka, Aceh Timur, Bupati Al-Farlaky terpaksa melanjut perjalanan dengan motor trail, akibat terjebak karena akses jalan yang tidak bisa dilalui lagi oleh kendaraan roda empat.
Begitu setiba di Simpang Jernih, rombongan Bupati langsung menuju ke salah satu camp pengungsi di desa Batu Sumbang. Disini warga menyambut hangat sembari mengurai segala kebutuhan dan isi hati para pengungsi.
“Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pak bupati yang telah sudi hadir ketempat kami. Kalau disini kita kembali bermukim, untuk kenyamanan warga tidak ada lagi, karena sudah sangat dekat dengan bibir sungai,” ucap kepala desa (keuchik) Batu Sumbang, bernama Razak.

Dia juga turut menyampaikan agar kedepan menyediakan tempat tinggal yang layak, serta lampu penerang dan juga akses jalan yang mudah dilalui. “Kami sangat membutuhkan rumah pak dan juga lampu penerang untuk untuk Meunasah kami pak, selain itu akses jalan yang mudah dilalui pak, dan yang terakhir kami membutuhkan tenda dan juga wastafel ataupun MCK sementara, darurat pak, untuk warga kami,” tambah keuchik Batu Sumbang.
Harapan yang disampaikan seketika di ia-kan oleh Al-Farlaky, kedatangan itu juga turut membawa berbagai kebutuhan bahan logistik untuk para pengungsi, termasuk tenda dan juga susu untuk bayi. “Kalau untuk obat-obatan bukan saja obat yang saya bawa, tetapi saya sekaligus akan saya tempatkan tenaga medis dari relawan di sini, untuk beberapa hari, dan warga bisa langsung diperiksa sekaligus diberikan obatnya,” kata Bupati Al-Farlaky, yang disambut gembira oleh para pengungsi.
Tak menunggu lama, langkah Al-Farlaky bersama timnya kemudian kembali menuju jalan yang ekstrim menuju sungai. Disini ada perahu motor untuk bergerak kembali mengarungi sungai yang berwarna keruh.
Kali ini desa yang akan dikunjungi Bupati Al-Farlaky yaitu Pantai Kera, yang juga di kecamatan yang sama. Menuju ke lokasi pengungsian di Pantai Kera ini memang tidak mudah, usai mengarungi sungai, rombongan meski harus berjalan kaki dalam medan yang terkadang berlumpur, lebih kurang sekitar 2,5 Km. Di tempat yang dulunya dipenuhi rumah yang berkonstruksi kayu, kini tampak kosong, dan yang tersisa hanya sisa material banjir bandang, yang telah memporak porandakan desa itu.

Setiba di Pantai Kera, banyak warga yang telah berkumpul disini. Al-Farlaky menyampaikan salam serta kerinduan yang seakan sukar untuk diungkap. Misi Bupati Al-Farlaky hanya satu dia ingin melihat warga dan ingin memastikan bahwa mereka dalam kondisi baik-baik saja, walau harta benda telah disapu banjir setinggi pohon sawit berusia dewasa.
Ada juga warga yang menatap polos, dan ada mata yang berkaca-kaca, terutama kaum ibu, yang seakan menahan tangis karena terharu, dengan kedatangan Bupati Al-Farlaky .
Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky berpidato di depan warga yang kehilangan rumah akibat diterjang banjir bandang beberapa waktu yang lalu.
Menurut keterangan warga setempat, jarang ada pejabat negara yang mau datang ke sini. Maklum selain jarak tempuh yang sangat jauh, kondisi alam yang terjal juga membuat sebagian lupa dengan desa mereka.
“Terimakasih banyak pak telah berkunjung ke desa kami, jarang ada pejabat yang mau berkunjung ke sini pak, desa kami sangat jauh, terimakasih banyak pak ya, sudah berkunjung ke tempat kami,” ucap ibu paruh baya berkali-kali, sambil mengurai air mata dan berjabat tangan Bupati Al-Farlaky.

Sebelum beranjak pulang, terlebih dahulu Al-Farlaky berpidato, dan menjelaskan bahwa kunjungan itu sebagai tanggung jawab moral sebagai Bupati. “Meski sangat jauh dan terpelosok saya tetap kunjungi bapak ibu. Saya ada bawa bantuan untuk bapak ibu di sini, mengenai hunian sementara nanti akan disampaikan, begitu juga mesin genset sesuai dengan spek juga akan dicarikan, kalau tidak ada di sini nanti akan dicari ke Medan,” kata Bupati.
“Untuk sumur bor carikan tukang secepatnya saya yang akan bayar, kalau bisa segera dan koordinasi dengan camat, keuchik maupun dusun sebagai perpanjangan pemerintah di desa, sudah jelas ya bapak ibu, “ia terimakasih banyak pak bupati,” sahut warga.
“Saya harap bapak ibu bersabar, semua kebutuhan akan kita penuhi, saya hadir ke sini untuk mendengar langsung keluhan warga, walau di pelosok sekalipun saya akan datang,” ungkap Al-Farlaky.
Setelah bertemu dengan para pengungsi di pelosok Simpang Jernih, Aceh Timur ini, rombongan lalu beranjak pulang dengan menempuh rute yang sama. Ditengah perjalanan gerimis pun turun, sehingga jalur yang dilalui bertambah ekstrim dan licin dengan lumpur setinggi betis, dan penuh tumpukan gelondongan kayu yang dibawa banjir bandang.
Sesekali, tampak motor trail yang ditumpangi Bupati Al-Farlaky hampir terperosok di kubangan lumpur, gelondongan kayu yang berserakan, terkadang jadi penghalang. Ada sejumlah joki motor trail yang terpeleset, tak terkecuali motor yang di tunggangi Al-Farlaky. Meski perjalanan yang penuh dengan tantangan, tidak menyurutkan langkah Bupati Al-Farlaky, untuk melihat mereka yang sedang dirundung duka, akibat terjangan banjir. (rn/my)
Editor: Mahyud

