RILIS.NET, ACEH BARAT – Shalat Idul Adha 1444 Hijriah, yang berlangsung di Masjid Tamaddun, Gampong Drien Rampak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat pada Kamis (29/6/2023) berlangsung khitmad.
Usai pelaksanaan shalat Sunnah Idul Adha berjamaah, kemudian diisi dengan penyampaian khutbah oleh Ustad Fajran Zain. Dalam materi khutbahnya Ustad Fajran Zain mengajak para jamaah untuk meneladani konsep pengasuhan seperti yang pernah dipraktikkan oleh Ibrahim AS.
“Belajar mengasuh keluarga cara Ibrahim. Nabi Ibrahim AS mengajarkan nilai-nilai tauhid kepada anak-anaknya. Nilai tauhid yang selama ini dipelajarinya dari proses pencarian panjang dan juga hidayah Allah SWT,” sebut Fajran Zain.
Menurutnya, tauhid yang tepat akan mengantarkan seseorang pada kepasrahan dan ketundukan total pada perintah Allah SWT. Hal ini terlihat dari sikap Ismail AS yang menerima dengan tulus keputusan Allah SWT yang disampaikan oleh ayahnya Ibrahim AS, yang akan menyembelihnya hidup-hidup sebagai bentuk ketundukan kepada Allah SWT.
Prosesi inilah yang hari ini kita kenal dengan istilah Qurban atau penyembelihan hewan qurban yang dibagikan untuk fakir-miskin, anak yatim dan karib kerabat.
“Selain soal Tauhid, Ibrahim AS juga mengajarkan kita fungsi dan kewajiban pengasuhan oleh orang tua pada anak-anaknya. Ibrahim AS adalah contoh seorang ayah yang selalu menjaga komunikasi dengan anaknya secara rutin walau terpisah jarak,” ulas Ustad Fajran.
Seperti yang diketahui, Ibrahim yang tinggal di Palestina harus menempuh jarak yang jauh, berjalan kaki berhari-hari untuk memastikan proses pengasuhan dan pendidikan anaknya yang tinggal di Mekkah tidak terbengkalai.
“Semangat inilah yang menanamkan rasa percaya pada diri Ismail bahwa ayahnya selalu ada walau jarang dipandang mata,” sambungnya.
Dalam konteks hari ini, tambah Ustad Fajran, komunikasi orang tua dan anak harus dikembalikan pada ruh itu. Anak-anak yang selama ini kurang perhatian dan lalu dibesarkan oleh media-media digital dan teknologi informasi telah melahirkan generasi yang miskin tauhid, miskin akidah dan kurang akhlak,” sambungnya.
Lebih jauh, bahkan menjadi anak yang terpenjara oleh rutinitas populisme dan sosialita, kehilangan jati diri dan akarnya tercerabut dari nilai Tauhid kepada Allah.
“Inilah pekerjaan rumah kita hari ini. Mari kita kembali kepada semangat pengasuhan seperti yang pernah dipraktikkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS,” pungkas Ustad Fajran Zain.
Pelaksanaan Shalat rutin tahunan ini dilaksanakan oleh Badan Kemakmuran Mesjid (BKM), yang dihadiri oleh seribu lebih jamaah yang berasal dari Gampong Drien Rampak dan sekitarnya.
Pelaksanaan shalat dimulai pada pukul 07. 30 WIB, yang dilanjutkan dengan khutbah dan ditutup dengan penyembelihan hewan Qurban oleh panitia yang telah ditunjuk. (rn/rd)
Editor: Redha