RILIS.NET, ACEH TIMUR – Agar kualitas pendidikan lebih bermutu bukan saja harus diisi dengan tenaga pendidik yang handal, akan tetapi perlu juga didukung dengan sarana dan prasarana lainnya, seperti buku yang bermutu, ruang sekolah yang nyaman, water closet (WC) serta fasilitas pendukung lainnya.
Namun lain halnya dengan Sekolah Dasar (SD) Negeri Kuala Leuge, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Sekolah Dasar ini bagaikan berada di negara perang, mengapa tidak, kondisi sekolah SD ini lotengnya porak-poranda dan rusak parah termakan usia.
Namun mirisnya, kondisi ini telah berlangsung lama dan terkesan seperti adanya pembiaran dari instansi setempat.
Warga di Desa Kuala Leuge yang khawatir dengan kondisi sekolah ini sengaja menghubungi RILIS.NET pada Senin, 8 Januari 2024 malam. Tak sedikit diantara mereka yang berkeluh kesah dengan kondisi sekolah, selain atap dindingnya yang rusak parah, lantai di dalam ruang belajar juga banyak yang hancur, belum lagi dengan kondisi halaman yang gersang tanpa penghijauan.
Tak sampai disitu, Darmi seorang tokoh pemuda di desa ini juga mengisahkan, kondisi sekolah SD Kuala Leuge juga tanpa dibekali dengan pagar yang layak seperti sekolah lain pada umumnya.
“Kondisi sekolah SD ini bagaikan sedang berada di negara perang, hancur lebur seperti tidak bertuan. Rusaknya sangat parah dan terkesan dibiarkan, jiko kondisi ini terus dibiarkan kita khawatir dengan kenyamanan anak-anak yang belajar disini dan ini perlu perhatian serius untuk diperbaiki,” kata warga Kuala Leuge ini, kepada RILIS.NET.
Warga juga berharap agar pihak Dinas Pendidikan di Aceh Timur untuk segera dapat melihat kondisi sekolah ini, karena dianggap sangat berefek pada mutu pendidikan anak.
“Kami sebagai warga tentu sangat berharap agar kondisi ini jangan dibiarkan, sayang jika murid-murid harus dalam kondisi tidak nyaman, apalagi pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar untuk dunia pendidikan,” harap warga Kuala Leuge.
Warga yang merasa kesal menuding Kepala Sekolah Dasar Negeri Kuala Leuge kurang peduli dengan kondisi sekolah, bahkan pengelolaan dana BOS juga dinilai tidak transparan, sehingga mengakibatkan kondisi sekolah rusak parah dan kumuh.
“Laporan yang kami terima juga dari pihak guru kepala sekolahnya tidak transparan dalam pengelolaan dana BOS,” sebut warga lainnya yang meminta agar namanya tidak dicantumkan di media ini.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Kuala Leuge Malawati yang dikonfirmasi RILIS.NET menuturkan, dirinya sebagai kepala sekolah telah beberapa kali menyampaikan kondisi sekolah ke pihak Dinas Pendidikan Aceh Timur, bahkan sambung Malawati, pihaknya juga telah menyampaikan foto kondisi sekolah yang rusak kepada Korwil di dinas pendidikan.
“Saya sendiri sudah beberapa kali menyampaikan kondisi sekolah SD Kuala Leuge, namun belum ada realisasi, dan terakhir dari dinas juga telah meninjau lokasi,” sebut Kepala SD Kuala Leuge, seraya mengatakan masih dalam kondisi baru selesai operasi.
Tak hanya itu, kepala sekolah ini juga mengaku perbaikan pagar darurat untuk sekolah ia upayakan dari dana pribadi seadanya, serta turut dibantu oleh warga desa dalam membuat pagar yang berbahan kayu.
Nurmala juga berinisiatif untuk menanggulangi dahulu biaya pembuatan pagar darurat itu agar tidak dimasuki binatang ternak ke halaman sekolah.
“Saya sudah menganggap Kuala Leuge itu seperti Kampung saya sendiri, bahkan semua kondisi sekolah juga telah saya sampaikan, namun realisasinya dari dinas belum ada. Tahun 2022 di sekolah ada dibangun WC, jadi katanya yang udah ada pembangunannya tidak boleh dulu, kalau untuk kondisi sekolah saat ini fotonya juga ada saya kirim,” terang Malawati.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Timur Saiful Basri yang dikonfirmasi RILIS.NET mengaku akan segera menindaklanjuti laporan warga ini.
Bahkan Saiful juga telah meminta agar Kasi di bagian sarana untuk terjun langsung ke lokasi SD Kuala Leuge. Menurut Kadisdik Aceh Timur ini, kasi sarana akan ditugaskan untuk melihat kondisi sekolah ini. “Nanti saya kirim kasi sarana kesana, Insya Allah Rabu saya suruh turun ke lapangan,” pungkas Saiful Basri. (rn/red)
Editor: Mahyud